langkah pertama jepang sebagai pelaksanaan janji
Praktikpemakaman tradisional Jepang berakar dalam ritual Buddha, dan pemakaman tradisional Jepang terdiri dari tiga langkah penting berikut: the wake (kumpul-kumpul keluarga), upacara, dan kremasi almarhum. Pertama, terkait biaya. Jepang memiliki pemakaman termahal di dunia dengan biaya pemakaman rata-rata 2,31 juta yen atau Rp326 juta.
Diberbagai medan pertempuran, Jepang menderita kekalahan. Pada tanggal 7 September 1944 dalam sidang parlemen Jepang di Tokyo, Perdana Menteri Kuniaki Koiso (pengganti Tojo) memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari kepada rakyat Indonesia. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah B. Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus!
Langkahpertama Jepang sebagai pelaksanaan Janji Koiso tentang Kemerdekaan Indonesia adalah dengan membentuk CS C. Sianturi Master Teacher Jawaban terverifikasi Jawaban sebagai pelaksanaan Janji Koiso tentang Kemerdekaan Indonesia, pemerintahan Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pembahasan
Langkahpertama Jepang sebagai pelaksanaan Janji Koiso tentang kemerdekaan Indonesia adalah dengan membentuk? . BPUPKI panitia kecil Chuo Sangi In . PPKI panitia Sembilan Jawaban: A. . BPUPKI. Dilansir dari Ensiklopedia, langkah pertama jepang sebagai pelaksanaan janji koiso tentang kemerdekaan indonesia adalah dengan membentuk . bpupki.
LatarBelakang Jepang memberi janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia di kelak kemudian hari adalah . Pada tanggal 7 September 1944 di dalam sidang istimewa Parlemen Jepang di Tokyo, Perdana Menteri Koiso mengumumkan bahwa daerah Hindia Timur (Indonesia) diperkenankan merdeka kelak di kemudian hari. Hal ini dilatarbelakangi oleh kekalahan
Site De Rencontres Pour Les Jeunes. - Indonesia secara tak langsung terlibat Perang Dunia II. Perang Dunia II yang berlangsung pada 1939 hingga 1945 terjadi di tiga titik yakni Eropa, Afrika Utara, dan Asia Pasifik. Di kawasan Asia Pasifik, perang dimulai ketika Jepang menyerang Pearl Harbour, pangakalan militer Amerika Serikat di Hawai. Lalu, bagaimana Indonesia bisa terlibat perang itu? Sebelum sampai ke sana, mari simak dulu latar belakang dan pemicu Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya yang dikobarkan imperialisme Jepang Dikutip dari Masa Pendudukan Jepang 2018, sebelum abad ke-18, Jepang adalah negara yang terbelakang. Baca juga Sistem Pemerintahan Militer Jepang di Indonesia Jepang hanya mampu mengekor tetangganya, China dalam berbagai hal. Namun ini semua berubah ketika Amerika datang ke Jepang memaksa Jepang membuka Jepang menyadari ketertinggalan mereka jika dibanding dengan negara-negara barat. Mereka pun melakukan revolusi besar-besaran dengan belajar ke barat. Revolusi ini dikenal dengan Restorasi Meiji yang dimulai pada 1868. Hasilnya, Jepang semakin kuat dan modern. Bersamaan dengan ilmu dan teknologi, Jepang juga membawa ajaran imperialisme dari barat. Imperialisme adalah upaya mendominasi dan memperkuat negara dengan menjajah atau menguasai wilayah lain. Baca juga Organisasi Semimiliter di Era Pendudukan Jepang Jepang membawa ideologi fasisme. Fasisme biasanya dicirikan dengan nasionalisme yang berlebihan ultranasionalisme, mengutamakan kekuatan militer, dan otoriter.
Ini cerita dari masa yang berbeda. Puluhan tahun lalu, ketika aroma kekalahan Jepang sayup-sayup mulai tercium dan kedudukan Jepang di Asia Pasifik makin Koiso, Perdana Menteri Jepang saat itu, mengiming-imingi hadiah kemerdekaan untuk Indonesia jika Jepang berhasil memenangkan Perang Asia Timur Raya. Janji tersebut ia ucapkan dalam pidato tanggal 7 September 1944. Menurut sejarawan Taufik Abdullah, ada tiga alasan mengapa Jepang memberikan janji kemerdekaan. Pertama, demi menarik simpati rakyat. Kedua, untuk memperkuat politik Asia Timur Raya. Ketiga, untuk memperoleh keuntungan dalam percaturan perang, setidaknya nama Asia Timur Raya kemudian digembar-gemborkan sebagai perang suci melawan kejahatan imperialisme Barat. Namun bersamaan dengan itu, kolonialis Jepang menguras tenaga rakyat Indonesia, baik sebagai tentara hingga kerja paksa di bawah rezim diktator militer Kertapati, dalam bukunya berjudul Seputar Proklamasi 17 Agustus 1945, menggambarkan zaman Jepang sebagai era perampokan, pembunuhan, kelaparan, dan perkosaan yang Foto pendudukan Jepang membuat banyak buruh yang menjadi romusha pekerja paksa diangkut ke daerah pertempuran, bekerja keras membanting tulang untuk membuat parit-parit kubu pertahanan dan lapangan militer. Sebagian dari mereka bahkan dikirim hingga ke hutan-hutan Burma, seolah mengantar nyawa demi pembangunan jalan kereta api Burma-Thailand. Akibat beratnya beban kerja, kelaparan, dan penyakit, banyak romusha menemui ajalnya.“Mayat manusia, kebanyakan mayat romusha, bergelimpangan di perempatan jalan merupakan pemandangan yang biasa," tulis Sidik, salah satu tokoh pemuda di masa revolusi, dalam kemerdekaan digunakan Jepang sebagai taktik untuk mengelabui rakyat Indonesia demi memeras dukungan dari mereka. Sejak Jepang tiba di Indonesia setelah penyerahan tanah jajahan dari kolonial Belanda pada 7-8 Maret 1942, Jepang menggunakan berbagai propaganda dan janji untuk mengecoh masyarakat Indonesia. Mulai dari Gerakan Tiga-A Nippon Pemimpin, Pelindung, dan Cahaya Asia yang dipelopori oleh Hitoshi Shimizu, pemimpin Sedenbu Departemen Propaganda Masa Kependudukan Jepang, sejak 29 Maret 1942 hingga ramalan Jayabaya, dimanfaatkan ramalan Jayabaya yang disebar berisi pernyataan bahwa bangsa kulit kuning akan menolong dan memerintah tanah Jawa hanya selama “seumur jagung”.Tentara Heiho. Foto Dok. KemdikbudSejak 1943, Jepang yang mulai kehabisan pasukan perang berusaha keras untuk memobilisasi rakyat Indonesia secara langsung demi kepentingan tempur mereka. Untuk itu Jepang membentuk organisasi-organisasi semimiliter. Pertama, Seinendan dibentuk 9 Maret 1943. Pasukan berisi pemuda itu bertujuan untuk mendidik dan melatih para pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah airnya. Kedua, Funjinkai yang khusus dibentuk bagi kaum perempuan sejak Agustus 1943. Anggotanya juga diberi latihan dasar militer. Ketiga, Keibodan yang dibentuk sebagai pembantu polisi, bertindak selaku pengaman desa, termasuk mata-mata. Keempat, PETA Pembela Tanah Air yang dibentuk pada Oktober 1943 dan dipersenjatai dengan senjata api. PETA dipimpin oleh orang Indonesia hingga tingkat komandan batalyon shodanco.PETA dalam perjalanannya kemudian berkembang menjadi organisasi dengan solidaritas kelompok yang kental. Pertalian sosial terjalin kuat di antara mereka dengan kelompok-kelompok kecil lokal. Dilatih dengan cara keras dan kejam, anak-anak kaum buruh dan petani yang banyak menjadi tumbal penjajahan itu tumbuh membentuk basis pasukan sukarela Indonesia yang mendukung gerakan revolusi. Pada suatu malam di bulan Desember 1944, tiga shodanco yakni Umar Bahsan, Moh. Affan, dan Suharjana, beserta pasukannya berkumpul di markas PETA di Rengasdengklok setelah latihan bersama. Hasil pertemuan membulatkan tekad untuk memberontak terhadap Jepang dan bersepakat untuk memperluas jaringan dengan menjalin komunikasi rahasia dengan kelompok lain. Komunikasi yang terjalin itu bukan hanya antara PETA dengan kelompok gerakan pemuda seperti Gerindo, tapi bahkan dengan gerombolan kriminal kota yang memiliki kesadaran revolusioner. Kontak antara dunia kriminal di Jakarta dengan pergerakan nasional tumbuh, sebagian karena kebencian terhadap kolonial dan sebagian lain karena keahlian yang saling melengkapi, yakni komando atas huru-hara serta kendali atas organisasi Baru, Jakarta, 1945. Foto Cribb, dalam buku Para Jago dan Kaum Revolusioner Jakarta 1945-1949 menulis, “Pendudukan Jepang menciptakan hubungan yang dekat antara dunia hitam dengan gerakan nasionalis dari generasi lebih muda, yang menjadi dasar suatu koalisi revolusioner pada 1945 dan sesudahnya.” Pemberontakan PETA pertama meletus pada 14 Februari 1945 di Blitar, Jawa Timur, dipimpin oleh shodanco Muradi dan Supriyadi.“Penderitaan rakyat sudah sampai di puncak dan sudah tidak tertahankan lagi,” ujar Supriyadi saat itu seperti dikutip dari buku Seputar Proklamasi Kemerdekaan Kesaksian, Penyiaran, dan Keterlibatan pemberontakan tersebut berhasil ditumpas oleh balatentara Jepang. Pengadilan Militer Jepang pada 14-16 April 1945 menjatuhkan hukuman mati kepada tiga shodanco, yakni dr. Ismail, Muradi, dan Suparjono; serta tiga budanco komandan regu, yaitu Sunanto, Sudarno, dan Halir. Kepala mereka Supriyadi menghilang tanpa bekas. Keberadaannya tak pernah diketahui lagi hingga Foto gelombang pemberontakan yang mulai tampak di depan mata, Jepang menguatkan janji manisnya. Tepat pada hari ulang tahun Kaisar Hirohito, 1 Maret 1945, Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI atau Dokuritsu Junbii Chosakai. Tujuan lain pembentukan BPUPKI, menurut Kolonel Miyoshi dari Gunseikanbu, adalah untuk meredam revolusi yang tak diinginkan jika tidak ada tindakan sebelum ulang tahun pendudukan Jepang di Indonesia, yakni 9 Maret. Mengingat posisi Jepang yang semakin terdesak oleh Sekutu -meskipun ditutup-tutupi- dan kecaman keras Sukarno pada September 1944 yang berisi, “...perjuangan kemerdekaan Indonesia lebih penting daripada janji Jepang”, maka dibentuklah badan yang bertugas untuk menyelidiki semua aspek dan membahas bentuk hingga dasar negara untuk Indonesia Merdeka. Setelah purnatugas dengan menghasilkan rancangan undang-undang dasar Indonesia Merdeka, BPUPKI yang dipimpin dr. Radjiman Widyodiningrat, dengan 62 anggota dan 7 perwakilan Jepang, dibubarkan pada 7 Agustus 1945. Kemudian langsung dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI atau Dokuritsu Junbi Iinkai, sehari setelah pengeboman Hiroshima. Sementara pada 6 Agustus, BM Diah, wartawan sekaligus salah satu tokoh pemuda Angkatan Baru, bertemu dengan Tan Malaka. Harry A. Poeze dalam buku berjudul Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia mencatat bahwa Tan, yang memperkenalkan diri sebagai perwakilan dari Banten, menjanjikan dukungan pemuda Banten untuk Diah, salah satu tokoh muda. Foto Bagus Permadi/kumparanKeesokan harinya, 7 Agustus, BM Diah ditangkap dan ditahan karena ucapannya pada 6 Juli dalam sidang pertama Gerakan Rakyat Baru yang tegas menentang pemerintahan militer Jepang. Pada 8 Agustus 1945, Sukarno, Mohammad Hatta, dan dr. Radjiman selaku pimpinan PPKI terbang menuju Dalat, Vietnam, untuk memenuhi undangan Jenderal Hisaichi Terauchi, Panglima Tertinggi Tentara Jepang di Asia yang tergolong berbahaya itu bersifat rahasia, mengingat pasukan Sekutu sudah menguasai wilayah Burma Myanmar dan Semenanjung dan rombongannya, dengan menghindari penerbangan malam, terbang melalui Singapura lalu Saigon. Mereka tiba di Dalat pada 12 Agustus 1945. Di sana, Jenderal Terauchi menjanjikan kemerdekaan Indonesia akan diberikan pada 24 Agustus. Nagasaki sebelum dan sesudah di bom. Foto saat hampir bersamaan, kelompok pemuda mulai mengadakan pertemuan di Asrama Indonesia Merdeka, Kebon Sirih 80, pada 10 Agustus. Berita pengeboman Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada 6 dan 9 Agustus telah sampai ke telinga Indonesia Merdeka merupakan salah satu markas kelompok pemuda di bawah pengawasan Kaigun Angkatan Laut Jepang. Tokoh penting dari kelompok ini adalah Wikana dan Yusuf Kunto. Mereka ikut mendesak agar kemerdekaan segera berikutnya, 12 Agustus, berlokasi di Defensielijn van den Bosch 56 atau Bungur Besar, Kemayoran, yang merupakan markas kelompok DN Aidit. Saat itu, desas-desus kekalahan Jepang makin santer menguar di kalangan mahasiswa, berita kekalahan Jepang yang tinggal menunggu waktu untuk menyerah, mendorong mahasiswa memboikot mata kuliah Bahasa Jepang. Berita tersebut menyebar dari pekerja Indonesia di radio militer 13 Agustus, Jakarta diliputi kegelapan karena aliran listrik terputus. Kantor Berita Domei kini Antara tidak bisa menghubungi Kantor Berita Tokio sehingga tidak ada informasi baru yang masuk. Saat Sukarno beserta rombongan tiba kembali di Bandara Kemayoran, Jakarta, pada 14 Agustus, berita kekalahan Jepang telah menjadi buah bibir di masyarakat. Namun begitu, Jepang berusaha menutupi kekalahan demi kekalahan yang dialaminya sejak Pertempuran Midway hingga Perang Pasifik pada Agustus 1945. Berita Jelang Proklamasi Foto Dok. IstimewaHarian Asia Raya sebagai media propaganda dan satu-satunya yang terbit di Jakarta, hingga 14 Agustus masih menampilkan berita kemenangan Jepang dalam menghalau serangan Sekutu, di samping berita perkembangan menuju Indonesia Merdeka yang sejak lama dijanjikan Jepang. Pada hari kedatangan Sukarno, Hatta, dan dr. Radjiman di Jakarta dari Dalat, halaman depan Asia Raya menampilkan berita berjudul “Sebelum Jagung Berbunga, Indonesia Pasti Merdeka”.Judul tersebut diambil dari penggalan pidato Sukarno setibanya di Jakarta yang menyatakan, “Kalau dulu saya katakan bahwa Indonesia Merdeka akan datang sebelum jagung berbunga, maka sekarang saya tegaskan bahwa Indonesia sudah merdeka sebelum jagung berbunga.”Hatta kemudian dalam penjelasannya mengenai kunjungan ke Dalat menemui Jenderal Terauchi memaparkan bahwa, “Banyak syarat yang harus dilalui. Umpamanya, selama perang negara, Indonesia akan tetap dipimpin oleh balatentara Dai Nippon. Negara Indonesia ini akan menjadi anggota lingkungan Asia Timur Raya.”Pada hari itu juga, sejumlah pemuda seperti Chaerul Saleh, Asmara Hadi, AM Hanafi, Sudiro, Sayuti Melik, dan SK Trimurti, telah berkumpul di kebun pisang dekat Lapangan Terbang Kemayoran menanti pertemuan singkat itu, AM Hanafi dalam buku berjudul Menteng 31 Membangun Jembatan Dua Angkatan menceritakan, “Kami, pemuda radikal seluruh Indonesia, jijik dan malu mendengarnya. Kami tidak mau kemerdekaan hadiah’. Jangankan di kelak kemudian hari, janji merdeka besok pun kami tidak sudi menerimanya.”Kelompok pemuda bersepakat untuk mengambil langkah supaya Indonesia tidak diserahterimakan kepada pihak Sekutu, dan proklamasi harus segera dilaksanakan tanpa campur tangan itu, tulis Osa Kurniawan Ilham dalam buku Proklamasi Sebuah Rekonstruksi, pusat komando berada di “Asrama Prapatan 10 di mana Eri Sudewo sebagai komandan dan Soejono Martosewojo sebagai pimpinan markas”.Penjagaan di asrama pun diperketat dengan penggunaan sandi untuk keluar masuk asrama. Koordinasi dilakukan dengan asrama PETA dan Heiho untuk memperoleh senjata. Sementara kelompok pemuda lain ada yang bertugas memeriksa lokasi dan konsentrasi pasukan Jepang di Menteng 31. Foto Dok. itu para pejabat Jepang seolah mulai ketakutan. Orang-orang Jepang banyak yang tidak masuk kantor dan menutup diri di kamar masing-masing. Salah satu kolonel Jepang bernama Suzuki diketahui melakukan harakiri setelah menembak mati istrinya terlebih dulu. Bayangan akan gelombang kerusuhan dan pembunuhan karena balas dendam seperti ketika menyerahnya Belanda pada 1942, tiba-tiba tampak di pelupuk harinya, 15 Agustus, setelah pidato penyerahan Jepang pada Sekutu beredar luas di radio, kelompok pemuda semakin membulatkan Eijkman Institute. Foto pertemuan rahasia yang berlangsung di belakang Laboratorium Bakteriologi, Eijkman Istitute, Jalan Pegangsaan Timur Nomor 17, mereka bersepakat, “Kemerdekaan Indonesia adalah hak serta persoalan rakyat Indonesia. Sama sekali tidak tergantung kepada siapapun dan negara manapun.”Mereka juga memutuskan agar Sukarno segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Pada malam hari, Sukarno didatangi sejumlah pemuda, di antaranya Wikana dan Chaerul Saleh. Wikana dan Chaerul Saleh yang merupakan dua di antara pentolan tokoh muda, menyatakan revolusi siap berkobar malam itu juga. “Kita sudah memiliki pasukan PETA, pasukan pemuda, Barisan Pelopor, bahkan Heiho sudah siap. Dengan satu isyarat dari Bung Karno, seluruh Jakarta pasti akan terbakar. Ribuan pasukan bersenjata sudah siap mengepung Jakarta, melancarkan revolusi bersenjata serta menjungkirkan seluruh pertahanan tentara Jepang.”Jakarta malam itu, 15 Agustus 72 tahun lalu, jelas menakutkan. Dengan kobar api revolusi di dada, para pemuda di seantero kota siap bertempur demi sebuah Indonesia Kemerdekaan Indonesia Foto Ridho Robby/kumparanUntuk kamu yang punya cerita menarik seputar riwayat Proklamasi Kemerdekan Indonesia, atau Momentum72 tahun Indonesia merdeka saat ini, atau bahkan soal perlombaan 17 agustusan unik di lingkunganmu, sila berbagi cerita via akun kumparan kamu, lupa masukkan topik Momentum 72 saat kamu mem-publish story ;Ikuti kisah-kisah mendalam lain dengan mem-follow topik Liputan Khusus di kumparan.
- Pada masa Perang Dunia II, Jepang resmi tergabung dalam Blok Poros bersama Jerman dan Italia setelah menyepakati Pakta Tripartit pada 1940. Ketiga negara tersebut memiliki pandangan yang hampir sama, yakni tentang ideologi superioritas. Jerman dan Italia ingin membangun kerajaan di Eropa Timur, sementara Jepang di langkah awal yang dilakukan oleh Jepang untuk menguasai wilayah Asia? Baca juga Keterkaitan Perang Dunia II dengan Masuknya Jepang ke Indonesia Langkah Jepang untuk menguasai wilayah Asia Langkah awal yang dilakukan oleh Jepang untuk menguasai Asia adalah menyerang pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbor, Hawaii. Jepang merupakan salah satu tempat berkembangnya ideologi fasisme. Bangsa Jepang percaya bahwa mereka adalah keturunan dari Dewa Matahari yang lebih mulia dibanding bangsa lain. Mereka kemudian membuat propaganda bahwa kemajuan Jepang tidak dapat bertahan tanpa membebaskan bangsa Asia dari kemiskinan dan penjajahan bangsa Barat. Oleh sebab itu, Jepang mempunyai misi untuk memimpin orang Asia keluar dari stagnasi dan cengkeraman bangsa Barat, yang saat itu banyak menjajah wilayah Asia. Hal itulah yang membuat Jepang merasa berhak meluaskan kekuasaan sampai ke negara-negara lain untuk menciptakan apa yang disebutnya Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Baca juga Sebab Khusus Perang Dunia II di Wilayah Asia Pasifik
- Pada 1942, Jepang menduduki Indonesia. Sebelum mengeksploitasi rakyat dan sumber daya Indonesia, Jepang merebutnya lebih dulu dari Belanda lewat Perjanjian Kalijati. Perjanjian Kalijati adalah perjanjian yang berisi penyerahan atau kapitulasi Indonesia dari Belanda ke Jepang. Bagaimana akhirnya Jepang menguasai Indonesia lewat Perjanjian Kalijati? Berikut penjelasannya seperti dikutip dari Pendudukan Jepang di Indonesia 2009Kedatangan Jepang ke Indonesia Pada tanggal 11 Januari 1942 tentara Jepang mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur. Baca juga Kedatangan Jepang di Indonesia, Mengapa Disambut Gembira? Pasukan Hindia Belanda terpukul mundur. Kemudian pada 24 Januari 1942, Balikpapan kembali jatuh ke tangan Pontianak pada 29 Januari 1942, Samarinda pada 3 Februari 1942, dan Banjarmasikn pada 10 Februari 1942. Pada 14 Februari 1942, Jepang menurunkan pasukan payung di Palembang dan berhasil menguasai kota itu hanya dalam dua hari. Di Kalimantan dan Sumatra, Jepang menguasai ladang minyak. Jepang kemudian mulai bergerak ke Jawa yang menjadi pusat kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda. Pada 1 Maret 1942, tentara ke-16 Jepang mendarat di Teluk Banten, Eretan Wetan di Jawa Barat, dan Kragan di Jawa Tengah. Baca juga Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia Pada 5 Maret 1942, Jepang berhasil merebut Batavia dari Hindia Belanda. Gubernur Jenderal Hindia Belanda, komandan dan pasukannya yang terpukul mundur ke Lembang, Jawa Barat,
Jakarta - Awal kedatangan Jepang ke Indonesia berawal dari keinginan mereka untuk mendirikan Persemakmuran Asia Timur Raya. Keinginan ini ditunjukkan melalui serangan Jepang ke pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour, Kepulauan Hawaii pada 8 Desember 1941. Jepang bertujuan untuk menaklukkan Asia dari Kemdikbud, pindah tangan penjajahan atas Indonesia dari Belanda kepada Jepang disepakati dalam perjanjian Kalijati. Setelah penyerahan kekuasaan itu, Jepang dapat menarik hati rakyat Indonesia, bahkan disambut gembira. Apa penyebabnya?Alasan Jepang sempat disambut gembiraSetelah menandatangani penyerahan kekuasaan, Jepang mulai menggunakan data-data intelijen untuk membuat propaganda yang bisa menarik simpati di awal kedatangannya Jepang bisa dengan cepat mengerti budaya lokal dan menghubungkan segala peristiwa sebagai dampak dari hal-hal yang bersifat metafisis. Contohnya, Jepang menggunakan ramalan Jayabaya tentang datangnya bangsa kulit kuning yang akan mengusir bangsa kulit lainnya adalah, Jepang menyebut diri mereka sebagai saudara tua bagi Indonesia. Setelah itu lahir gerakan 3A, yaitu Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, dan Jepang Pemimpin dari buku Sejarah SMP Kelas 2 tulisan Tugiyono dkk., Jepang memberikan pernyataan berikut ini di setiap kesempatan1. Indonesia-Nippon berada di kedudukan yang Jepang adalah saudara tua bangsa Jepang akan memimpin Asia untuk membangun Asia Timur Bendera Merah Putih boleh dikibarkan berdampingan dengan bendera Hinomaru. Selain itu, lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan bersama Jepang juga menarik perhatian para pemuda di Indonesia dengan bergabung ke dalam pasukan pembela tanah air PETA, yang dibentuk untuk melawan Sekutu selama Perang Dunia sederet alasan mengapa pada awal kedatangan Jepang ke Indonesia, rakyat sempat menyambut mereka dengan gembira. Akan tetapi, tipu muslihat kolonial Jepang juga segera diketahui bangsa Indonesia. Simak Video "Jokowi soal Belanda Akui Kemerdekaan RI Impact-nya ke Mana-mana" [GambasVideo 20detik] nah/row
langkah pertama jepang sebagai pelaksanaan janji